Memory Eksternal
Memory Eksternal adalah memori yang menyimpan data dalam
media fisik berbentuk kaset atau disk. agar tetap mengaliri transistor
sehingga tetap dapat menyimpan data. Oleh karena penjagaan arus itu harus
dilakukan setiap beberapa saat (yang disebut refreshing) maka proses ini
memakan waktu yang lebih banyak daripada kinerja Static RAM.
1. Disk Magnetik
Beberapa memory yang tergolong pada
magnetic disk ini sendiri adalah Flopy Disk, IDE Disk. Magnetik disk sendiri
terbuah dari piringan bundar yang terbuat dari logam atau plastik dimana
permukaan dari bahan tersebut mempunyai sifat magnetic sehingga nanti bisa menghasilkan
semacam medan magnet yang sangat diperlukan untuk proses baca tulis dari memory
tersebut karena saat proses baca/ tulis menggunakan kepala baca yang disebut
dengan head. Secara fisik bentuknya adalah piringan yang bisa memutar sesuai
kontrolnya. Pada awal perkembangannya piringan disk ini mempunyai ukuran
diameter 50 cm, namun saat ini sudah ada yang berukuran 3 cm dan didominasi
oleh ukuran 12 cm.
Jenis – Jenis Disk Magnetik.
Jenis media magnetik yang umum
digunakan dalam penyimpanan data adalah disket floppy dan hard disk. Kedua
jenis media magnetik ini telah mengalami berbagai perkembangan terutama dalam
ukuran dan kapasitas simpannya. Berikut akan diuraikan secara ringkas informasi
tentang kedua jenis media magnetik tersebut.
a) Disket Floppy
Disket floppy merupakan media
penyimpan data yang paling banyak dipakai pada mikrokomputer. Menurut
ukurannya, disket floppy terdiri atas disket yang berukuran 5,25 dan 3,5 inci.
Akan tetapi yang umum dipakai dewasa ini ialah disket floppy yang berukuran 3,5
inci. Disket floppy berukuran 3,5 inci ada yang berkapasitas 720 KB (low
density), ada yang berkapasitas 1, 44 MB (high density). Sekarang sudah
dikeluarkan pula disket berukuran 3,5 yang mempunyai kapasitas 2,0 MB. Disket
floppy mempunyai notch (tekukan atau lubang) yang berfungsi untuk mencegah
penulisan ke disket, atau untuk melindungi data.
Perlindungan data dalam disket floppy
dinamai write protection. Disket yang dilindungi dengan write protection ini
tidak dapat ditulis oleh komputer, sehingga data yang ada di dalam terhindar
dari perubahan, terutama perubahan akan kesalahan atau ketidak sengajaan. Write
protection ini sangat diperlukan untuk pengamanan data di dalam disket pada
saat mau menjalankan disket floppy tersebut.
Untuk menjalankan disket floppy ini,
komputer harus dilengkapi dengan disk-drive (penggerak disket). Penggerak
disket biasanya dipasang di bagian depan kotak komputer. Ukuran penggerak
disket ini disesuaikan dengan ukuran disket. Dengan demikian, disket floppy ini
tidak bersifat tetap di dalam komputer, artinya disket tersebut harus
dikeluar-masukkan pada saat mengoperasikannya.
b) Hard Disk
Hard disk adalah jenis disk yang
bersifat tetap, tidak perlu dikeluar-masukkan sebagaimana disket floppy. Umumnya
terbuat dari bahan logam padu yang berbentuk piringan atau pelat. Sebuah hard
disk biasanya terdiri dari lebih satu piringan atau lempengan yang dilapisi
dengan oksida besi. Cara penyimpanan datanya hampir sama dengan disket floppy.
Bahan hard disk yang keras dan kapasitas simpannya yang lebih besar, juga
membedakannya dari disket floppy yang bahannya relatif elastis.
2. RAID
RAID (Redundancy Array of
Independent Disk). Konsep RAID diciptakan untuk mendapatkan
kapasitas yang lebih besar dan/atau Fault tolerance yang disebabkan oleh
kerusakan Harddisk. Fault Tolerance adalah kemampuan dari suatu system untuk
dapat tetap berfungsi meskipun mengalami kegagalan.
RAID 0 (Disk Striping)
Disk
Striping mengijinkan kita untuk menulis data ke beberapa Harddisk daripada
menulis data ke satu Harddisk saja. Dengan Disk Striping, setiap Harddisk fisik
akan dibagi menjadi beberapa elemen stripe (berkisar antara 8 KB, 16 KB, 32 KB,
64 KB, 128 KB, 256KB, 512KB, to 1024KB). Setiap bagian stripe dalam setiap
Harddisk disebut strip. Disk Striping
dapat meningkatkan kinerja karena pengaksesan data diakses dengan lebih dari
satu harddisk, sehingga lebih banyak spindle disk yang bekerja dalam melayani
I/O data. Namun Disk Striping (RAID 0) tidak memiliki kemampuan pengamanan data terhadap
kerusakan harddisk, karena semua data ditulis langsung apa adanya ke semua
Harddisk.
Dari
sisi kapasitas, maka RAID 0 kita dapat menggunakan 100% dari total jumlah kapasitas
harddisk yang terpasang. Contoh: 4
unit Harddisk 300GB RAID 0 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat
digunakan sebesar 1.2TB
RAID 1 (Disk Mirroring)
RAID
1 (Disk Mirroring) bekerja dengan prinsip cermin, yaitu berpasang-pasangan dan
identik antara satu dengan yang lainnya. Jadi dengan RAID 1, data yang ditulis
ke satu Harddisk secara simultan ditulis juga ke Harddisk yang lainnya.
Sehingga jika terjadi kerusakan 1 Harddisk pada RAID 1, system server masih
memiliki data cadangan di harddisk yang lainnya. Dan pada saat Harddisk yang
rusak diganti dengan yang baru, maka secara otomatis, harddisk pengganti yang
baru dipasang akan melakukan sinkronisasi data dengan harddisk yang masih
berfungsi (rebuilding) Keuntungan dari RAID 1 adalah data memiliki cadangan
antara yang ada di harddisk yang satu dengan yang lainnya. Dan karena isi dari
kedua Harddisk tersebut adalah identik, tidak jadi masalah harddisk yang mana
yang boleh rusak selama pada suatu saat hanya satu Harddisk yang rusak, sampai
proses sinkronisasi berikutnya selesai.
Dari sisi
kapasitas, maka RAID 1 kita akan hanya memiliki kapasitas harddisk yang dapat
digunakan sebanyak 50% dari total kapasitas Harddisk yang terpasang Contoh: 4 unit Harddisk 300GB RAID 1 akan
menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.
RAID tingkat 2
RAID – 2 mengganakan teknik akses paralel untuk semua
disk. Dalam proses operasinya, seluruh disk berpartisipasi dan mengeksekusi
setiap permintaan sehingga terdapat mekanisme sinkronisasi perputaran disk dan
headnya. Teknologi stripping juga digunakan dalam tingkat ini, hanya
stripnya berukuran kecil, sering kali dalam ukuran word atau byte.
Koreksi kesalahan menggunakan sistem bit paritas dengan kode Hamming. Cocok
digunakan untuk menangani sistem yang kerap mengalami kesalahan disk.
RAID tingkat 3
Diorganisasikan mirip dengan RAID – 2, perbedaannya
pada RAID – 3 hanya membutuhkan disk redudant tunggal, tidak tergantung jumlah
array disknya. Bit paritas dikomputasikan untuk setiap data word dan ditulis
pada disk paritas khusus. Saat terjadi kegagalan drive, data disusun kembali
dari sisa data yang masih baik dan dari informasi paritasnya. RAID – 3
menggunakan akses paralel dengan data didistribusikan dalam bentuk strip-strip
kecil. Kinerjanya menghasilkan transfer berkecepatan tinggi, namun hanya dapat
mengeksekusi sebuah permintaan I/O saja sehingga kalau digunakan pada
lingkungan transaksi data tinggi terjadi penurunan kinerja.
RAID tingkat 4
RAID – 4
menggunakan teknik akses yang independen untuk setiap disknya sehingga
permintaan baca atau tulis dilayani secara paralel. RAID ini cocok untuk
menangani system dengan kelajuan tranfer data yang tinggi. Tidak memerlukan
sinkronisasi disk karena setiap disknya beroperasi secara independen. Stripping
data dalam ukuran yang besar. Strip paritas bit per bit dihitung ke seluruh
strip yang berkaitan pada setiap disk data. Paritas disimpan pada disk paritas
khusus. Saat operasi penulisan, array management software tidak hanya
meng-update data tetapi juga paritas yang terkait. Keuntungannya dengan disk
paritas yang khusus menjadikan keamanan data lebih terjamin, namun dengan disk
paritas yang terpisah akan memperlambat kinerjanya.
RAID 5 (Disk Striping with
Distributed Parity)
Sesuai
dengan namaya, cara kerja RAID 5 sama dengan cara kerja RAID 0, yaitu
menggunakan disk striping.Yang membedakan anatara keduanya adalah Parity.
Parity ini digunakan untuk pengecekan dan perbaikan kesalahan (error checking
and correcting). Parity ini disebar di beberapa disk untuk menghindari
pengurangan kinerja (Performance bottleneck) pada saat pembuatan parity. Jika
Parity disimpan di satu harddisk saja, maka disebut RAID 3 (Disk Striping with
Dedicated Parity). Dengan adanya parity ini, maka system RAID 5 tersebut akan
tetap berfungsi jika ada salah satu harddisk dalam RAID 5 tersebut itu rusak.
Dan harddisk yang rusak tersebut dapat harddisk yang mana saja selama berada
dalam satu system RAID 5 yang sama. Karena parity ini berasal dari perhitungan
matematik dari suatu beberapa pecahan data, maka, pada saat ada satu bagian
pecahan data yang hilang/rusak, system RAID 5 dapat “mengetahui” pecahan data
yang hilang tesebut dengan menghitung ulang parity dengan pecahan data yang
lainnya. Secara sederhana, parity
bisa dianalogikan dengan perhitungan matematik sbb; 6 + 5 = 11. Dimana angka 6
& 5 adalah data, dan angka 11 adalah parity. Jika suatu saat angka
(Harddisk) 5 mengalami kerusakan, maka system dapat menghitung ulang
berdasarkan parity (angka 11), angka(Harddisk) apa yang hilang tersebut. Jadi
data yang ada pada harddisk yang rusak, tetaplah rusak, hanya saja dengan
bantuan parity maka data pada harddisk yang hilang tersebut dapat dihitung ulang
kembali. Hal ini juga yang menyebabkan untuk RAID 5 mengalami kerusakan
harddisk adalah sebanyak 1 harddisk saja pada suatu saat.Kembali dengan analogi
matematik diatas, jika angka (Harddisk) 6 + 5 hilang, maka kemungkinan angka 11
didapat bisa memiliki banyak kemungkinan, seperti 2+9, 3 + 8, dst. komputer
tidak dapat membuat suatu perhitungan yang tepat jika data yang tersedia
memiliki banyak kemungkinan.
Dari
sisi kapasitas, maka RAID 5 kita akan memiliki kapasitas harddisk yang dapat
digunakan sebanyak (N-1) x Kapasitas HDD dari total kapasitas Harddisk yang
terpasang, dimana N adalah jumlah Harddisk.
Contoh:
• 3 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.
• 3 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.
•
4 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat
digunakan sebesar 900GB.
•
5 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat
digunakan sebesar 1.2TB, dst.
RAID 6
(Disk Striping with Dual Parity)
Dapat dilihat
dari namanya, RAID 6 menggunakan cara kerja dan konsep yang sama dengan RAID 5
dari sisi penulisan data yang tersebar di beberapa hard disk. Yang membedakan
antara RAID 6 dan RAID 5 adalah jumlah parity yang ditulis pada saat penulisan
data. Jika RAID 5 menggunakan satu parity, maka RAID 6 menggunakan dua parity.
Dengan menulis 2 parity, maka RAID 6 dapat mengakomodasikan kerusakan harddisk
maksimal 2 unit pada saat yang bersamaan.
Dari sisi
kapasitas, maka RAID 6 kita akan memiliki kapasitas harddisk yang dapat
digunakan sebanyak (N-2) x Kapasitas HDD dari total kapasitas Harddisk yang
terpasang, dimana N adalah jumlah Harddisk.
Contoh:
• 4 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.
• 4 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.
• 5 unit
Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan
sebesar 900GB.
• 6 unit
Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan
sebesar 1.2TB, dst.
3. Memory Optic
Perangkat optik merupakan perangkat yang mudah digunakan. Bahkan hampir
tiap komputer, pasti memiliki perangkat optik minimal untuk membaca CD (CD-ROM)
maupun membaca DVD (DVD-ROM). Apalagi bila menggunakan burner, anda dapat
menulis data baik berupa dokumen, musik, maupun video ke dalam suatu CD atau
DVD blank.
Faktor
Penting seputar Optical Drives
Kecepatan
Tulis
Kecepatan
Tulis pada Optical Disk menggunakan sistem penamaan X-Ranting. Kecepatan Tulis
biasanya diwakili dengan Lambang 1X -52X. 1X mewakili 150 KB/detik, sehingga
jika kita memiliki Optical Disk 40X maka kecepatannya adalah 40 X 150 KB/detik
= 6000 KB/detik.
Teknologi
Anti Buffer Underrun
Untuk
CD-RW dan DVD-RW masa kini sudah dilengkapi dengan teknologi Anti Buffer
Underrun. Buffer Underrun adalah kondisi dimana
CD-RW tidak menerima kontinuitas data dari komputer sehingga proses penulisan
CD terhenti dan CD menjadi rusak. Berikut ini contoh teknologi buffer
underrun dari produk Asus yang dinamakan FlextraLink.
Untuk
teknologi terbaru Optical Disk sekarang sudah menggunakan Serial ATA sebagai
konektor dan bersifat Hot-Plug, sehingga dapat ditancapkan walaupun komputer
dalam keadaan hidup.
Compact
Disc : CD-ROM, CD-RW
CD
(Compact Disc) dan DVD (Digital Video Disc) saat ini sudah umum digunakan di
seluruh dunia karena merupakan perlengkapan standar yang dapat diandalkan. CD
dapat dengan mudah dibawa dan bahkan bisa untuk menyimpan data. Secara umum,
pengertian CD-ROM (Compact Disc Read Only Memory) adalah media untuk menyimpan
data atau informasi lainnya dalam jumlah yang sangat besar (lebih dari 600
MegaByte). Jauh lebih besar jika kita bandingkan dengan floppy disk (1,4 MB).
CD ROM dapat diakses dan dibaca di layar, atau dicetak dari komputer manapun
yang memiliki CD-ROM player. CD dapat menyimpan informasi dalam berbagai
bentuk, seperti: teks, gambar, presentasi, slide, audio dan video.
Tipe-tipe
piringan CD
Piringan
CD yang sering kita lihat di pasaran terbagi menjadi tiga yaitu CD-ROM, CD-R
dan CD-RW. Masing-masing mempunyai karakteristik sendiri.
CD-ROM
(Compact Disc Read Only Memory)
Biasanya
piringan CD-ROM berwarna perak. Proses pembuatannya adalah dengan cara menaruh
selembar lapisan plastik yang telah disinari oleh sinar laser. Sinar laser itu
akan membentuk semacam pit (lubang) berukuran mikro, yang sangat kecil sekali.
Lubang-lubang itu akan membentuk deretan kode yang isinya berupa data. Sekali
tercipta lubang, maka tidak bisa ditutup lagi. Lalu lapisan plastik itu akan
dibungkus lagi oleh plastik cair yang berguna sebagai pelindung dan pemantul.
Semua itu prosesnya dilakukan secara bertahap dalam suatu mesin cetakan. Alat
cetakan CD-ROM bentuknya mirip cetakan kue martabak manis dan analogi
pembuatannya juga mirip seperti itu.
Sesuai
dengan namanya ROM (Read Only Memory), data di dalam CD-ROM tidak bisa dihapus
sehingga CD-ROM tidak bisa dihapus atau direkam pada alat CD Writer yang biasa
kita miliki.
CD-ROM
original umumnya lebih awet daripada CD-ROM bajakan. Karena kualitas
lapisan-lapisan pada CD-ROM original sangat kuat dan berkualitas di bawah
standar mutu yang dapat diandalkan. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan ada
pula CD-ROM bajakan yang berkualias, namun harganya tidaklah murah.
CD-R
(Compact Disc Recordable)
Piringan
ini umumnya berwarna hijau, tetapi ada yang berwarna biru, merah dan hitam.
Proses pembuatannya hampir sama dengan CD-ROM, yaitu dengan cara menaruh
selembar lapisan dan plastik. Perbedaannya plastik itu belum disinari oleh
laser. Lalu lapisan plastik itu akan dibungkus lagi oleh plastik cair yang
berguna sebagai pelindung dan pemantul. Lalu kapan lembaran plastik itu akan
disinari laser? Jawabannya nanti pada saat kita hendak merekamnya. Itulah
sebabnya CD-R disebut juga dengan CD-Blank karena isinya masih kosong.
Menentukan
kualitas CD-R juga sama dengan kualitas CD-ROM. Tapi ada yang harus jadi
perhatian ekstra, yaitu karena proses rekaman dilakukan setelah CD tercetak dan
ada begitu banyak CD-R yang dijual dipasaran, maka kualitas lembaran di dalam
CD-R itu harus cocok dengan CD Writernya.
CD-RW
(Compact Disc Rewritable)
CD-RW
adalah sebuah jenis CD yang dapat kita isi sendiri, kemudian isinya dapat kita
hapus jika diinginkan. Harga CD-RW biasanya lebih mahal daripada CD-R.
Digital
Versatile Disc: DVD-ROM, DVD-RW
Kita
sering mendengar berbagai format DVD yang membingungkan seperti DVD Dual Layer,
DVD-R, DVD+R atau yang lainnya. Banyaknya format ini karena kompetisi antara
industri yang membuat serta pendukungnya yg beragam.
Definisi
berbagai format DVD yang ada
DVD
Dual Layer
DVD
Dual Layer adalah sebuah drive DVD yang dapat melakukan proses
baca/tulis (R&W) pada sebuah media cakram DVD khusus Dual Layer. Teknologi
DVD ini mampu menyimpan data maksimum 8.5GB, sedangkan DVD umum saat ini hanya
dapat menyimpan maks. 4.7GB saja. Dual Layer memiliki teknologi yang dapat
menyimpan data (record) dalam dua lapis penyimpanan data pada media cakram.
Untuk dapat memanfaatkan ini, kita harus memiliki DVD ROM Dual Layer dan Cakram
DVD yang mendukung Dual Layer juga. Di perangkat2 yg kita temukan umumnya
Driver dan Cakram dual layer ditulis sebagai : DVD+R DL atau DVD-R DL.
DVD-R
DVD-R
merupakan tipe DVD yang hanya bisa membaca saja (Read) dan dapat menyimpan data
sebesar 4.7GB. DVD-R memiliki dua tipe yaitu DVD-R (G) untuk pengguna umum
(General), dan DVD-R (A) untuk pengguna profesional (Authoring). Yang paling
umumnya dalah DVD-R (G) dan kita kenal sebagai DVD biasa. Media DVD-R (A) dan
(G) tidak kompatibel satu sama lain karena dibuat menggunakan tipe laser yang
berbeda, tapi keduanya dapat dibaca menggunakan DVD Player biasa.
DVD-R/W
DVD-R/W
merupakan tipe DVD yang bisa melakukan fungsi baca/tulis (R/W) dan menyimpan
data sebesar 4.7GB sama seperti CD-R.
DVD-RAM
DVD-RAM
merupakan tipe DVD yang umum digunakan pada Handycam (Digital Camcoreder) saat
ini. DVD ini memiliki kapasitas sama 4.7GB, tapi umumnya memiliki cartridge dan
media cakram DVD sendiri. DVD jenis ini umum digunakan pada perangkat2 yang
berhubungan dengan komputer karena memiliki fitur-fitur tertentu yg hanya dapat
dibaca pada komputer.
DVD+R
DVD+R
merupakan tipe DVD yg memiliki format sama seperti DVD-R (hanya dapat membaca),
tapi dengan beberapa perbaikan fitur. Perbedaan DVD-R dan DVD+R lebih ke arah
bisnis, dimana perusahaan2 pendukung kedua tipe ini memang berbeda dari awalnya
DVD+R/W
DVD+R/W
sama seperti DVD+R tapi dengan format baca/tulis (R/W).
Blu-ray
Kapasitas
penyimpanan disk DVD (4.7 GB untuk single layer, dan 8.5 untuk dual layer)
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan konten video berkualitas tinggi seperti
HDTV digital video dan DTS digital audio. Oleh karena itu, produsen perangkat
penyimpanan optik mulai mengembangkan teknologi blu-ray generasi mendatang.
Blu-ray menggunakan teknologi 405 nm blu-ray laser. Karena panjang gelombang
yang pendek dan fokus yang akurat, maka lebih banyak konten yang dapat disimpan
dalam satu disc. Blu-ray memiliki kapasitas sekitar 25 GB untuk single layer
dan sekitar 50 GB untuk double layer. Selain itu, terdapat pula teknologi AES
(Advanced Encryption Standard) 128-bit untuk pengamanan konten digital.
HD-DVD
(discontinue)
Teknologi
HD-DVD yang dipelopori oleh Toshiba adalah perbaikan dari arsitektur DVD yang
ada saat ini. Laser yang digunakan adalah 405 nm blu-ray laser (sama dengan
blu-ray). Kapasitas yang didukung lebih kecil dari blu-ray, yaitu 15 GB untuk
single layer dan 30 GB untuk dual layer. Persaingan HD-DVD dan Blu-ray sudah
berakhir dengan keputusan Toshiba untuk tidak mengeluarkan produk HD-DVD.
4. Pita Magnetic
Media
penyimpanan pita magnetik (magnetic tape) terbuat dari bahan
magnetik yang dilapiskan pada plastik tipis, seperti pita pada kaset. Pada
proses penyimpanan atau pembacaan data, kepala pita (tape head)
harus menyentuh media, sehingga dapat mempercepat kerusakan pita. Data pada pita magnetik direkam secara berurutan dengan
menggunakan drive khusus untuk masing-masing jenis pita magnetik. Karena
perekaman dilakukan secara sekuensial, maka untuk mengakses data yang kebetulan
terletak di tengah, drive terpaksa harus memutar gulungan pita, hingga head
mencapai tempat data tersebut. Hal ini membutuhkan waktu relatif lama. Meski demikian, teknologi pita
magnetik masih banyak digunakan sebagai media backup data atau
pengarsipan. Hal ini dikarenakan media ini memiliki kapasitas media yang besar.
Secara garis
besar, pita magnetik dibedakan menjadi reel tape dan tape catridge. Reel tape berupa pita magnetic yang digulung dalam wadah berbentuk lingkaran, sedangkan tape
catridge berbentuk seperti kaset video atau kaset handycam atau bahkan ada
yang seperti kaset audio. Pita
magnetik mempunyai ukuran yang dinyatakan dengan istilah kepadatan pita (tape
density).
Dalam hal ini, ukuran yang digunakan adalah BPI (byte per inch) atau jumlah byte per inci. Misalkan kepada 9600 BPI berati pita tersebut dapat menamping 9600 byte dalam setiap inci.
Dalam hal ini, ukuran yang digunakan adalah BPI (byte per inch) atau jumlah byte per inci. Misalkan kepada 9600 BPI berati pita tersebut dapat menamping 9600 byte dalam setiap inci.
1 komentar:
http://tympanus.net css terbaik
Posting Komentar